Fashion Sepatu Wanita, informasi tentang fashion sepatu wanita meliputi disain sepatu wanita dan produk sepatu wanita terbaru dari rumah mode berskala global sampai industri lokal yang dilengkapi konten khusus tentang kecantikan dan kesehatan kaki wanita.

Terbukti Lagi, High Heels Bisa Taklukkan Hati Pria

Sepatu hak tinggi wanita berefek kuat terhadap perilaku pria, demikian kesimpulan dari penelitian terakhir di Universit de Bretagne-Sud, Rennes.

Sepatu Wedges Masih Jadi Favorit

Sepatu Model Wedges yang dirancang Salvatore Ferragamo pada tahun 1930-an, hingga kini masih diminati banyak wanita.

High Heels: Cantik Di Masa Muda, Derita Di Masa Tua

Wanita muda harus bijaksana dan selektif dalam memilih sepatu untuk menghindari sakit kaki di usia tua.

High Heels Rangsang Pemakainya Makin Gemuk

Selain high heels berdampak buruk pada struktur tulang belakang dan tumit, ternyata juga membuat tubuh semakin gemuk.

Kenneth Cole Pecahkan Rekor Sepatu Terbesar

Kenneth Cole membutuhkan waktu hampir 400 jam menyelesaikan sepatu raksasa yang memecahkan rekor baru dari sepatu hak tinggi terbesar di dunia.

Apa Trend Model Sepatu High Heels di Tahun 2015 ?

Trend sepatu high heels di tahun 2015 diprediksi akan didominasi Model Chunky dan Platform, kolaborasi keduanya bisa menggeser posisi Stiletto dan Round High Heels

Ratu Elizabeth Tak Pernah Ganti Model Sepatu

Ratu Elizabeth dari Inggris selalu tampil anggun meskipun tak pernah mengganti model sepatunya selama 50 tahun.

Sepatu Flat Juga Tak Aman Jika Terus Dipakai


Beberapa gadis mungkin senang memakai sepatu hak datar atau flat seharian. Beberapa yang lain memilih untuk menyimpannya di mobil atau di kolong meja kantor, untuk pengganti kala kaki pegal memakai sepatu hak tinggi. Memang, flat shoes  seaman itu untuk kaki Anda? Beberapa dokter spesialis kaki menjawab, tidak!

"Banyak wanita menganggap flat shoes adalah pilihan yang lebih aman dan nyaman (ketimbang sepatu hak tinggi), yang mereka tak sadari, sepatu datar yang tak memiliki hak sama sekali membuat tumit dan bagian tungkai tak tersangga dengan baik," ujar Dr Daniel Drapacz, dokter spesialis kaki dari New York kepada SheKnows.

Bila sepatu ballet ini dipakai secara rutin, percayalah, bukan hanya kaki Anda yang akan terasa sakit, namun juga berbagai bagian tubuh Anda yang lain. "Sol sepatu yang tipis dan tak memiliki sanggaan, lama-kelamaan membuat kaki Anda menggulung ke depan, mengakibatkan ligamen dan tendon merenggang, dan ini mengakibatkan nyeri di bagian lutut bahkan pinggul," ucap Drapacz.

Bila otot kaki Anda tak tahan, Anda bahkan bisa terkena kondisi menyakitkan yang bernama plantar fasciitis, yakni rasa sangat panas seperti terbakar di bagian bawah kaki, yang membuat Anda susah berjalan.

Apa lagi yang bisa diakibatkan oleh sepasang sepatu balerina Anda? Sakit pada bagian tendon, tulang kaki retak karena tekanan, peradangan, bahkan sakit punggung. Ini belum termasuh fakta bahwa paku atau benda tajam lain lebih mudah menusuk sepatu yang tipis dan menembus kaki Anda. Ouch!

Drapacz berkata, "Bila Anda tetap ingin membeli flat shoes model balerina, pastikan Anda mencoba untuk melipatnya menjadi dua. Bila sepatu itu bisa dilipat dengan mudahnya, bukan pilihan bijak bila Anda memakaikannya ke kaki Anda," ujarnya.

Terbukti Lagi, High Heels Bisa Taklukkan Hati Pria


Sepatu wanita hak tinggi atau high heels ternyata bisa lebih membantu wanita untuk mendapatkan apa yang mereka mau dari pria, demikian kesimpulan dari hasil sebuah penelitian terbaru dari Prancis. "Sepatu hak tinggi wanita membawa efek yang kuat bagi perilaku pria," kata Nicolas Gueguen, psikolog dari Universit de Bretagne-Sud di Rennes yang merupakan ilmuwan di balik penelitian tersebut.

Gueguen mengklaim risetnya itu sebagai studi ilmiah pertama yang menguji efek sepatu hak tinggi, meskipun mungkin sebelumnya sudah pernah dilakukan tetapi dengan metode yang berbeda.

Dalam penelitian yang dibagi menjadi empat bagian itu, Gueguen meminta empat wanita memakai sepatu flat dan hak tinggi berukuran 2-4 inci secara bergantian. Mereka diminta membuat catatan dari interaksi mereka dengan pria asing yang mereka temui ketika memakai sepatu tersebut.

Mereka berdiri di pinggir jalan dan meminta 60 pria untuk mengikuti survei yang mereka sodorkan. Ketika mereka mengenakan sepatu flat, 25 dari 60 pria (42 persen) mau berhenti dan berpartisipasi dalam survei. Saat mereka mengenakan sepatu hak 2 inci, 36 pria (60 persen) mau mengikuti survei. Angka itu naik menjadi 49 pria (82 persen) ketika mereka memakai sepatu hak 4 inci.

Sedangkan wanita pengguna jalan mau mengikuti survei dan menyelesaikannya dalam waktu sepertiga dari waktu yang ditentukan, tidak peduli seberapa tinggi hak sepatu yang dikenakan tim survei.

Dalam eksperimen lain, tim survei menjatuhkan sarung tangan di jalan dan mencatat apakah para pria membantu mengambilnya. Ternyata terjadi pola yang sama, sebanyak 62 persen pria membantu wanita yang mengenakan sepatu flat. Sementara 93 persen pria membantu mereka mengambil sarung tangan untuk wanita berhak tinggi.

Pertanyaannya, mengapa sepatu hak tinggi begitu kuat mempengaruhi perilaku pria ? Menurut kesimpulan Gueguen, high heels mampu membuat wanita terlihat jauh lebih menarik bagi pria.

Ia membuktikan hipotesis ini dalam sebuah studi lanjutan yang belum dipublikasikan. Dalam studi tersebut, pria yang diperlihatkan profil perempuan dengan sepatu flat dan hak tinggi lebih berpikir bahwa wanita bersepatu hak tinggi jauh lebih atraktif. "Sepatu hak tinggi dikaitkan dengan keseksian yang lebih kuat, daya tarik fisik secara keseluruhan, daya tarik payudara, kecantikan, daya tarik untuk orang lain, dan kesediaan untuk kencan," kata Gueguen seperti dikutip dari Huffingtonpost.com. (Credit  photo: nymag.com)

High Heels Merangsang Tubuh Pemakainya Menjadi Makin Gemuk


Jenis high heels umumnya model wedges paling banyak dikenakan wanita sehari-hari. Sebab, selain trendi, model sepatu jenis high heels ini juga membuat penampilan pemakainya agar lebih menarik. Namun, seperti diketahui sebelumnya bahwa sepatu tinggi berdampak buruk pada stamina tulang belakang, tumit, bokong, dan satu lagi, membuat Anda semakin gemuk.

Menurut sebuah penelitian yang dipimpin oleh Philip J. Vasyli, rasa lelah akibat mengenakan sepatu tinggi, membuat banyak wanita memilih naik kendaraan, elevator, lift, dibandingkan berjalan kaki atau naik tangga. Inilah pemicu kegemukan yang sering tak disadari banyak wanita.

Lalu jenis sepatu seperti apa yang aman dikenakan sehari-hari? Berdasarkan hasil temuan National Institutes of Health, ternyata walking shoes (sepatu khusus untuk berjalan kaki) merupakan sepatu terbaik dan paling aman untuk dikenakan sehari-hari. Dataran dan sol sepatu yang empuk dapat menjaga sendi serta tulang di sekitar kaki terjaga dengan baik, tidak membuat pegal dan nyeri.

Bagi wanita dengan selera gaya feminin, tidak perlu khawatir, sekarang ini sudah banyak jenis walking shoes yang dirancang khusus untuk para wanita. Pilihan warna yang semakin marak dan ragam rupa desain sepatu, membuat walking shoes akan tampak serasi dengan busana pilihan Anda. (Sumber: Shape Magazine)

High Heels Bikin Cantik Di Masa Muda, Menderita Di Masa Tua


Sepatu tumit tinggi atau populer dengan istilah high heels, tak dimungkiri dapat membuat kaki tampak lebih seksi, langsing, dan meningkatkan rasa percaya diri. Memadukan jenis sepatu ini dengan ragam gaya busana, selalu sukses "menyulap" penampilan hingga lebih istimewa. Namun, hati-hati menggunakannya, baik dari model Wedges atau Prism sampai Stiletto.

Sebuah studi menujukkan bahwa mereka yang mengenakan sepatu high heels dengan sembarangan bisa menimbulkan rasa sakit dan nyeri sekitar tumit seiring berjalannya usia. Untuk menghindarinya, disarankan membiasakan diri "mengistirahatkan" kaki beberapa waktu dari sepatu high heels. Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah memberikan "sokongan" atau "landasan" dalam sepatu, supaya kaki Anda tidak selalu dalam bentuk jinjit kala berjalan.

Kemudian, studi lain mengatakan bahwa keluhan pada kaki lebih banyak dialami oleh wanita ketimbang pria.  Masalah pada telapak kaki dan ujung jari merupakan 20 keluhan yang sering dialami oleh orang dewasa dengan kisaran usia 65 hingga 74 tahun. 

Studi yang dipublikasikan oleh Arthritis Care & Research ini mengatakan bahwa 67 persen wanita dan pria di usia muda yang mengalami masalah nyeri dan sakit pada kaki, jarang berkonsultasi pada dokter.

Lebih lanjut, penelitian yang melibatkan 3.378 responden ini juga menemukan bahwa pria dan wanita sering kali mengabaikan keluhan yang mereka rasakan pada kaki. Seperti dikutip ScienceDaily, masih diperlukan sejumlah riset mendalam lagi mengenai dampak lanjutan dari kebiasaan mengenakan sepatu hak tinggi kala muda. Sebab, seperti yang terjadi pada responden tersebut di atas, keluhan akut hanya terjadi pada wanita yang mengenakan sepatu tinggi lebih dari 20 jam dalam sehari.

"Wanita muda harus bijaksana dan selektif dalam memilih sepatu untuk menghindari sakit kaki di waktu mendatang. Untuk menghindari cidera dan sebagainya, disarankan untuk rajing melakukan peregangan kaki sebelum dan sesudah menggunakan high heels" urai salah satu peneliti, Alyssa B. Dufour, dari Boston University School of Public Health.

(Credit Photo: popxo.com)

RS Victoria Sudah Rawat 236 Korban High Heels


Rumah sakit di Victoria, Melbourne, menyatakan telah menerima 236 pasien wanita dan empat pasien pria yang cedera karena sepatu hak tinggi alias high heels. Studi yang dilakukan oleh ahli penyakit kaki dari Melbourne, Cylie Williams, menunjukan bahwa Minggu pagi adalah saat paling banyak pasien mengalami cedera karena sepatu tersebut.

Cedera yang diderita diantaranya adalah salah urat pergelangan tangan, kaki dan lutut serta retak tulang kaki. Bahkan terdapat juga beberapa pasien yang mengalami luka-luka di wajah karena terjatuh ketika menggunakan ‘high heels’.

Studi tersebut juga menunjukan bahwa orang berumur 20-24 tahun merupakan yang paling sering mengalami cedera. “Anak berumur 6-9 juga mengalami cedera ketika menggunakan sepatu hak tinggi pada acara tari,” ujar Williams seperti dikutip The Age, baru-baru ini.

Para peneliti memperkirakan uang yang dikeluarkan untuk merawat cedera-cedera tersebut senilai 72 ribu dolar AS. Angka tersebut di luar pengobatan pada ahli penyakit kaki dan fisioterapi. Williams berharap studi yang diterbitkan pada Jurnal Kaki dan Pergelangan Kaki tersebut dapat membuat orang sadar akan bahaya menggunakan sepatu berhak tinggi.

Salah satu tren yang dikhawatirkan Williams adalah sepatu berhak lebih dari 20 cm. “Semua sepatu yang tingginya lebih dari 7 cm dapat berakibat fatal pada pergelangan kaki,” ujarnya.

(Credit Photo: t-leafd.com)

Flat Shoes Juga Bisa Timbulkan Masalah


Banyak perempuan mengira, sepatu balerina atau yang dikenal dengan nama flat shoes lebih aman daripada sepatu berhak tinggi (high heels). Padahal, sama dengan sepatu hak tinggi, flat shoes terutama model balerina dapat menimbulkan masalah kaki dan kesehatan.

"Banyak perempuan tidak tahu bahwa flat shoes ala balerina berhak datar yang mereka gunakan tak mampu menyangga tumit dan tungkai kaki mereka dengan baik," papar Dr. Daniel Drapacz, spesialis kaki dari Amerika, yang dikutip SheKnows, Rabu (22/10/2014).

Sepatu tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan lain jika digunakan secara rutin. "Sol sepatu jenis ini cukup tipis dan tidak didukung penyangga. Alhasil, kaki Anda akan menggulung ke depan sehingga ligamen dan tendon merenggang. Akibatnya, rasa nyeri di bagian lutut dan pinggul tak dapat terhindarkan," jelasnya.

Tak hanya itu, Anda pun dapat mengalami sebuah kondisi yang disebut plantar fascitis, yakni rasa terbakar di bawah kaki yang membuat Anda kesulitan berjalan. Masalah kesehatan tersebut belum termasuk nyeri punggung, dan retaknya tulang kaki akibat tekanan.

"Jika Anda tetap ingin membeli flat shoes model balerina, lipatlah sepatu tersebut menjadi dua. Bila sepatu itu bisa dengan mudah dilipat, bukan pilihan tepat untuk memakainya di kaki Anda," saran Daniel.

Sejauh ini, tinggi hak sepatu yang masih direkomendasikan aman adalah 3 hingga 4 cm. Pada ketinggian ini, kaki akan merasa nyaman, sebab, otot kaki tidak akan dipaksa untuk menahan berat badan sehingga masalah nyeri punggung dapat dihindari.

Sepatu Wedges Tidak Menarik Bagi Pria


Ternyata sepatu wanita model Wedges dianggap kurang menarik oleh para pria. Hasil survei yang dihelat oleh situs Coupon Codes 4 U membeberkan temuan yang cukup mencengangkan. Kaum pria menilai jenis sepatu wedges sebagai sepatu wanita terburuk.

Selain itu, para responden pria mengaku jadi banyak mengetahui varian sepatu wanita dikarenakan terbiasa melihat obsesi kaum hawa terhadap sepatu dan bagaimana mereka rela menghabiskan sejumlah uang demi sepasang alas kaki. Alhasil, para pria jadi turut memperhatikan gaya dan jenis sepatu yang digemari wanita.

Untuk wanita, sebagian besar sepakat merasa lebih percaya diri ketika mengenakan sepatu tumit tinggi (high heels), tetapi sayangnya sepatu jenis ini umumnya tidak nyaman untuk dikenakan sepanjang hari. Maka dari itu, mereka lebih memilih jenis sepatu wedges, yang juga memiliki tapak tumit tinggi tetapi lebih nyaman.

Lebih rinci, hasil survei menguak beberapa jenis sepatu wanita yang tidak disukai oleh pria. Pada peringkat pertama, wedges menjadi jenis sepatu yang dibenci oleh 71 persen responden pria. Lalu, sebesar 67 persen lainnya tidak menyukai sepatu boots Uggs dan 63 persen menganggap sepatu Crocs kurang menarik di kaki wanita.

Kemudian, 42 persen responden mengatakan bahwa sepatu jenis mary janes tampak membosankan dan 25 persen lainnya menegaskan bahwa wanita yang mengenakan sepatu sneakers dianggap kurang feminin dan tidak seksi.

(Sumber : Female kompas | Credit photo : fishcrop)

Gaya Retro Dalam Koleksi Sepatu Terbaru Clarks


Sebagai bagian dari koleksi musim-panas 2014, Clarks, brand sepatu ternama asal Inggris yang didirikan 1825 silam, menyisipkan koleksi kapsul sepatu perempuan buah kolaborasinya bersama desainer Orla Kiely, sang "Queen of Prints". Maka, hadirlah pilihan sepatu bergaya retro nan jenaka dengan permaian color-blocking dan print di bagian sol sepatu, sebagaimana khas Orla. Sebuah "surga" bagi mereka yang senang mengeksplorasi gayanya. Musim berlanjut, gaya retro khas Orla untuk Clarks itu kembali hadir, kali ini untuk koleksi musim gugur-dingin 2014.

"Saya sangat bangga atas koleksi kedua saya di Clarks. Bahu membahu, kami telah menciptakan sebuah momentum di musim pertama dan menciptakan gaya yang menonjol untuk musim gugur-dingin 2014. Semangat tim Clarks juga warisan ini, merupakan inspirasi nyata dan saya merasa telah melakukannya kembali," ungkap Orla yang karyanya dikagumi sederet selebritas ternama seperti Kate Middleton, Kiera Knightley, Kirsten Dunst, dan Zooey Deschanel.

Didominasi palet gelap dalam nada kemerahan seperti burgundy, oker, dan merah, koleksi yang sempat dipresentasikan di ajang London Fashion Week Februari lalu itu terdiri dari enam model sepatu. Kesan retro begitu kental pada sepatu kulit berhak Orla Dotty dan Orla Dorothy, berkat permainan aksen tali ala model mary-jane yang turut menghadirkan nuansa feminin. Sedikit styling tips, jangan ragu untuk memadukannya dengan kaus kaki sebagai sentuhan akhir yang jenaka.

Sementara Orla Daphne dan Orla Dixie yang mengusung gaya bot berhak tinggi dan datar hadir bagi perempuan yang ingin menunjukkan sisi maskulinnya. Pilihan pas untuk menangkis terpaan angin musim dingin yang menusuk! Must item bagi Anda yang berencana menghabiskan liburan akhir tahun di negeri empat musim.

Untuk tampilan yang lebih edgy, Orla Dilly yang bergaya bot ankle berdetail cutout bisa jadi pilihan. Lebih senang bermain aman? Ada Orla Dora, sepatu datar bergaya loafer dengan detail tiga kancing bulat di atasnya.

Di jajaran sepatu pria, Clarks turut melakukan kolaborasi dengan menggandeng pabrikan motor klasik ternama dari Inggris, Norton. Kolaborasi tersebut menelurkan sepatu seri Mellor Top. Bergaya bot ala sepatu biker, Mellor Top terbuat dari kulit tebal berkualitas prima dengan konstruksi jahit ganda, kokoh, dengan bagian luar sepatu berlapis-lapis.

Di luar kolaborasi itu, Clarks turut melansir koleksi dari "dapur"-nya sendiri. Evolusi fashion yang seolah meruntuhkan tembok kepakeman yang mengatur penampilan seorang sesuai jenis kelamin mengilhami Clarks untuk menghadirkan koleksi sepatu perempuan bergaya androgyny, perkawinan gaya feminin dan maskulin.

"Gaya androgyny memang tengah nge-tren saat ini. Kami ingin menjawab kebutuhan konsumen akan tren tersebut tentunya dengan gaya khas Clarks," ujar Milana Marlinata, Direktur Manajer Clarks Indonesia, saat pembukan Pop Up Clarks di Plaza Indonesia Extension beberapa waktu lalu. Masih dalam napas retro, si gaya yang timeless alias tak lekang oleh waktu, hadirlah Movie Retro. Sepatu bot ini terbuat dari kulit Italia dengan detail jahit tindas dan quilted khas Clarks yang menyumbangkan kesan tangguh ala koboi dan biker.

Perpaduan unsur feminin dan maskulin semakin kentara pada jajaran sepatu berhak yang tampil dalam gaya oxford, sepatu wajib para gentlemen. Ada Blues Melody, bergaya bot ankle, terbuat dari kulit mengilat, berhiaskan rumbai-rumbai panjang. Lalu Game Oval, sepatu datar bertali dengan sol tinggi berwarna ox blood (seperti merah marun), dan Blues Myth, bot ankle kulit Taupe Combi bertali dengan aksen bahan tenun Linton Tweet monokromatik. Sporty dan elegan! Cocok bagi pribadi yang senang tampil ala street-style.

Koleksi sepatu ini dilengkapi fitur Clarks Plus berupa bantalan untuk mengurangi titik berat badan yang terpusat di tumit sehingga lebih terasa nyaman saat dipakai. Pada sepatu pria, Clarks mengedepankan konsep versatile alias serbaguna. Kasual, namun bisa dipakai untuk kesempatan formal pula.

Gaya kasual hadir pada sepatu seri berapron depan, seperti Drexlar, Raspin yang bergaya broque, dan bot chukka bernama Novato. Semuanya menggunakan bahan suede dan kulit mengilap sehingga cocok dipakai saat acara formal.

Mengingat kenyamanan dan daya pakai menjadi unsur penting Clarks, sepatu ini hadir dengan teknologi Active Air Vent yang merupakan inovasi Clarks untuk menghantarkan sirkulasi udara pada kaki tiap 10 langkah. Inovasi teknologi juga teraplikasikan pada seri Darby Rise. Teknologi Gore-TEX memungkinkan sepatu bot kulit bergaya oxford ini dipakai saat kondisi ekstrem. Cocok bagi pria yang berjiwa petualang dan senang pada kegiatan di luar ruang. Sumber : tribunnews.com

Sepatu Wedges Masih Jadi Pilihan Wanita

Sepatu Wedges Masih Jadi Pilihan Wanita

Sepatu wedges untuk wanita yang dirancang Salvatore Ferragamo pada tahun 1930-an, hingga kini masih populer dan memiliki pasar yang luas. Sepatu wedges yang kini sangat populer di kalangan wanita diperkenalkan pertama kali oleh Disainer asal Italia,  Salvatore Ferragamo pada era tahun 1930-an. Pada saat itu sepatu jenis flat atau hak datar sudah didominasi oleh Mary Jane dan model T-bar, karena kedua model tersebut sudah dipopulerkan lebih dulu sejak tahun 1920.

Sedangkan pasaran sepatu jenis high heels atau hak tinggi dikuasai oleh beragam model dengan menggunakan hak secara terpisah yang merupakan beragam modifikasi dari Stiletto. Sepatu Wedges hadir sebagai sepatu wanita high heels dengan penampilan yang berbeda, posisi kaki penggunanya tidak berbeda dibandingkan dengan menggunakan Stiletto, bagian tumit berada di posisi yang lebih tinggi dan ujung kaki di bagian lebih rendah.

Perbedaannya terletak pada Shank yaitu bagian yang membentang antara tumit sampai bagian depan telapak kaki untuk membentuk struktur sepatu didisain menjadi satu dengan platform, sekaligus dengan sole atau bagian bawah sepatu yang bersentuhan dengan lantai. Sehingga secara visual cenderung mengesankan sebagai sepatu yang besar dan tebal.

Dalam dinamika perkembangannya, Wedges dikenal sebagai model sepatu besar dan tebal - sementara pengguna menginginkan kesan ramping dan langsing, hal itu menyebabkan para disainer untuk “mencari kompromi” di antara dua realitas tersebut. Hasilnya adalah sepatu wedges dengan disain hak yang mengecil pada bagian tumit. Kemudian model ini di kalangan fashion dikenal dengan istilah Prism.

Kini Prism yang masih sering disebut sebagai sepatu model Wedges tersebut memiliki penampilan yang lebih beragam akibat semakin banyaknya disainer yang kreatif. Sementara itu bahannya pun juga beraneka karena kemampuan teknologi mutakhir dalam mengaplikasikan berbagai material sesuai kebutuhan yang diperlukan. Sedangkan di sisi lain, karena luasnya pasar maka kompetisi pun menjadi semakin ketat, akibatnya sepatu Wedges dijual dengan harga yang semakin murah dengan kualitas tetap terjaga.
(Source: Tips Sepatu Wanita)


Kenneth Cole Pecahkan Rekor Dunia Sepatu Terbesar


Model sepatu raksasa hasil kreasi Kenneth Cole ini merupakan hasil pembesaran dari sepatu disainnya di koleksi Musim Gugur 2014. Kenneth Cole memang seorang disainer dan pendiri label fesyen Kenneth Cole. Untuk menyelesaikan sepatu raksasanya itu Dia butuh waktu hampir 400 jam.

Tetapi hasil kerjanya tidak sia-sia, Kenneth Cole berhasil memecahkan rekor baru dari sepatu hak tinggi terbesar di dunia. “Karir saya sebagai desainer sudah mencapai level yang baru dan memecahkan Guinness World Record bukanlah hal yang sepele,” ucap Cole.

Sepatu yang memiliki tinggi 1,8 meter dengan lebar 1,9 meter itu ditampilkan kepada publik pada Kamis, 13 November 2014 pukul 10.00 waktu setempat di acara Today Show.

Seperti dilansir dari situs Women’s Wear Daily, Minggu (16/11/2014), bersamaan dengan dipertontonkannya sepatu tersebut ke publik, untuk setiap penjualan sepatu yang berlangsung antara 13-14 November 2014 di Kennethcole.com. akan disisihkan sebanyak  US$ 5 (sekitar Rp 61 ribu) untuk disumbangkan ke Garden of Dreams Foundation, sebuah yayasan untuk anak-anak kurang mampu.

Sukses meraih rekor dunia dan penjualan sepatu yang lumayan banyak, sekaligus melakukan sumbangan untuk Garden of Dreams Foundation, Cole masih belum lega. Dia bertekad untuk bekerja 400 jam lagi, "Soalnya sepatu ini kan belum ada pasangannya, " ujar Cole. Sedangkan rekor dunia untuk koleksi sepatui wanita terbanyak sampai saat ini masih tetap dipegang oleh Darlene Flynne.









Sepatu 910 yang Dilengkapi Aplikasi Smartphone

Sepatu 910 (NineTen) yang pemasarannya sudah mulai disebarkan ke kota-kota Indonesia

Kini untuk mereka yang gemar olahraga berlari tidak harus memakai sepatu mahal, karena dengan hadirnya sepatu 910 (NineTen) yang dijual dengan harga terjangkau dan dilengkapi aplikasi Smartphone. Sepatu lari ini memiliki konsultan design langsung di Kota Hanshin, Osaka, Jepang  dengan menawarkan berbagai macam keunggulan.

Dilengkapi teknologi Insole Gel Technology (IGT) yang disebut Acro+. Acro+ini merupakan pelindung kaki bagian tumit yang berbentuk gel, teknologi ini bertujuan untuk melindungi kaki dari cedera jangka panjang akibat dari tumit yang menjadi tumpuan beban tubuh ketika sedang berlari.

Fitur lainnya yang dimiliki oleh sepatu 910 (NineTen) adalah NineTen Running Coach. NineTen Running Coach atau NTRC merupakan aplikasi smartphone berbasis android. Aplikasi ini dapat mengukur jarak lari beserta waktu dan juga kalori yang terbakar selama berlari.

Aplikasi ini juga memiliki fitur tambahan yang dapat mengecek denyut jantung pengguna dengan menggunakan smart phone android mereka. Pengembangan aplikasi ini terus dikembangkan oleh 910 (NineTen) yang juga akan berencana mengeluarkan sport watch khusus untuk olah raga lari.

Untuk memenuhi kebutuhan lari masyarakat Indonesia, 910 (NineTen) Shoes saat ini hadir dengan beberapa kategori seperti neutral, lightweight, dan stability. Tahun depan, 910 (NineTen) juga berencana akan membuat trail running shoes untuk memenuhi kebutuhan para pelari outdoor.

Semua keunggulan dan fitur-fitur tersebut bisa di dapatkan oleh pecinta lari dengan harga yang sangat terjangkau. Harga sepasang sepatu 910 (NineTen) berkisar antara Rp 179.900-Rp 349.900. Distribusi 910 (NineTen) saat ini juga telah tersebar secara nasional, khususnya di kota-kota besar seperti di Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, dan Bali. (Source: Sripoku)

Apa Saja Sepatu Wanita yang Modis untuk Jogging ?

Wanita yang fashioned selalu berusaha untuk tampil menarik dalam berbagai kesempatan, dalam aktivitasnya sehari-hari di kantor, berbelanja di mall maupun d pasar tradisional. Bahkan ketika berolahraga pun merasa perlu memulas bibir dengan lipstick meskipun tipis. Jogging merupakan olahraga favorit karena terhitunhg sebagai olahraga ringan tetapi bisa memberikan kesegaran optimal bagi tubuh

Masalah yang umumnya dihadapi wanita adalah apa merk sepatu yang cocok untuk olahraga tersebut. Banyak wanita yang sudah tak asing dengan jenis, model sampai merk sepatu untuk bekerja atau menghadiri peristiwa  bersifat resmi. Tetapi untuk berolahraga, meskipun hanya jogging, seringkali kesulitan untuk memilih sepatu olahraga yang tepat.

Bagaimana memilih sepatu olahraga, khususnya untuk jogging atau mengikuti lomba lari maraton dalam memperingati hari-hari penting, tetapi tetap dapat tampil modis ? Berikut adalah beberapa brand atau merk sepatu olah raga yang memiliki koleksi sepatu olahraga modis bagi para wanita seperti yang dikutip oleh detikcom dari majalah Womenshealthmag.

1. Skora Core
Label sepatu high-end, Skora Core, memiliki desain sepatu yang nyaman mengadaptasi gaya 'barefoot'. Model sepatunya yang mengikuti bentuk kaki membuat Anda nyaman ketika berlari. Skora Core sangat mementingkan kenyamanan penggunanya. Sepatu ini hadir untuk wanita dengan beragam warna seperti pink, hitam, dan biru tergantung selera Anda.

2. Newton
Newton Gravity Neutral Performance Trainer cocok untuk wanita dan tidak akan membuat kaki lecet atau cedera. Alas kaki Newton terbuat dari karet yang nyaman digunakan selama berlari. Label ini juga mengusung desain dengan bentuk alas datar. Kelebihan Newton adalah sepatunya yang ringan sehingga cocok bagi Anda yang suka berlari cepat. Untuk wanita, Newton didesain dengan warna-warna cerah seperti hijau, pink, oranye, putih, hingga biru muda.

3. Adidas
Adidas Energy Boost termasuk salah satu sepatu terbaik untuk lari. Adidas juga menjadi sepatu favorit anak muda. Desainnya yang trendi dan hadir dalam berbagai warna. Untuk wanita, Adidas juga tersedia dalam warna yang feminin seperti pink, ungu, hitam, hingga oranye.

4. Pearl Izumi
Pearl Izumi E:Motion Road N2 juga diklaim menjadi sepatu lari terbaik untuk kenyamanan wanita. Sepatu ini tetap nyaman digunakan ketika berjalan jauh. Meskipun model solnya tampak tebal tapi tidak berat ketika dibawa berlari. Untuk wanita, Pearl Izumi hadir dengan warna cerah seperti biru, merah, tosca, dan hitam.

5. Mizuno
Mizuno Wave Creation mementingkan kenyamanan dengan sol yang lembut di kaki. Desain sepatu juga mengikuti bentuk kaki. Desain sepatu Mizuno dikenal dengan gaya sol yang memiliki lubang sehingga berbeda dari sepatu lainnya. Untuk wanita, sepatu lari ini tersedia dalam warna netral seperti putih, hitam, dan merah.

6. Saucony Mirage
Saucony Mirage memiliki desain klasik. Saucony memiliki desain yang serupa dari tahun ke tahun. Warna-warna yang cerah juga cocok dipakai untuk wanita seperti kuning, oranye, biru, dan hijau.

7. Asics
Asics Gel termasuk sepatu favorit pria maupun wanita. Label sepatu lari ini khusus didesain sesuai bentuk kaki sehingga ringan dan nyaman dipakai berolahraga. Asics memiliki gel atau bantalan di bagian tumit yang membuat kaki tetap nyaman walau dipakai seharian.

Indonesia Fashion Week Prediksikan Trend 2015

Indonesia Fashion Week Prediksikan Trend 2015
Model yang memperagakan busana dan sepatu yang diprediksikan bakal trend di tahun 2015

Indonesia Fashion Week (IFW) 2014 selain  menghadirkan beragam karya busana dari desainer dalam dan luar negeri sebagai referensi tren mode pada 2015, juga menjadi langkah awal untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat mode dunia tahun 2015. Fashion yang digelar selama sepekan sejak 6 November 2014 di Senayan City ini mendapat dukungan dari empat kementrian terkait yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah. Dengan mengusung konsep Local Movement, diharapkan pameran tersebut mampu mengilhami masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri.

Meramaikan acara tersebut, IFW 2014 mengajak dua belas sekolah mode di Indonesia untuk menampilkan tren tahun 2015 yang bertema Recovery. Tema tersebut merupakan hasil pemikiran tim Indonesia Trend-setter yang dibentuk Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tren yang ditampilkan adalah gaya busana berbasis Indonesia yang mengedepankan karakter berbagai daerah seperti Solo, Banjarmasin, Jakarta, serta Raja Ampat.

Selain pameran aneka pakaian dan tekstil, ada banyak kegiatan yang dapat diikuti oleh pengunjung Indonesia Fashion Week 2014. Untuk menambah pengetahuan tentang fashion serta kekayaan busana lokal, IFW juga menggelar seminar atau workshop, juga  kompetisi mode bagi yang berkualifikasi.

Lewat Dua Desainer Muda, Indonesia Tampil di Melbourne Fashion Festival

Patrick Owen dan Peggy Hartanto, dua desainer muda Indonesia yang memperoleh kesempatan untuk tampil di Melbourne Fashion Festival.
Berita fashion terbaru dan sekaligus membanggakan adalah tentang Patrick Owen dan Peggy Hartanto, dua desainer muda berbakat asal Indonesia yang mendapat kesempatan dari Pemerintah Australia untuk berpartisipasi dalam salah satu pagelaran fesyen paling akbar di dunia, Melbourne Fashion Festival. Kesempatan tersebut juga menjadi peluang untuk masuk ke pasar fashion di benua kanguru ini.

Melalui Australia-Indonesia Centre (AIC), Pemerintah Australia memberikan penghargaan senilai 10.000 dolar (sekitar Rp 100 juta) kepada Patrick Owen. Desainer asal Riau ini antusias menerima penghargaan itu, karena ia tak sekadar menerima dana beasiswa dan tampil di salah satu pagelaran fesyen ternama, tapi yang lebih penting, ia mendapat kesempatan untuk lebih dikenal pasar Australia.

"Dengan uang itu, saya akan melakukan penetrasi ke pasar Australia dengan label 'Patrick Owen' sebagai brand lokal Indonesia," ujar Patrick kepada Nurina Savitri dari ABC International. "Saya sudah menyusun rencana bisnis saya selama 4 tahun, dan dengan kesempatan ini mudah-mudahan pasar Australia lebih mengenal desainer, budaya, seni serta tradisi Indonesia lewat brand saya," tambah pemuda berusia 25 tahun ini dengan bahasa Inggris yang fasih.

Menurut pria yang mengaku terjun ke dunia fesyen karena hobi ini, pasar Australia sangat dinamis terutama dengan Melbourne sebagai kota mode-nya. Patrick menilai, negeri kanguru ini memiliki industri fesyen terpenting se-Asia-Pasifik. Penghargaan yang diterima Patrick adalah representasi kolaborasi antara industri fesyen Australia dan Indonesia, untuk merayakan talenta desainer muda, inovasi, dan kreativitas mereka.

"Dana ini diberikan kepada Patrick karena ia memiliki rencana bisnis yang matang, dan karya-karyanya sendiri juga sangat mengesankan," ujar Paul Ramadge, Direktur AIC. Paul mengungkapkan, AIC memilih fesyen karena inilah salah satu cara untuk menyatukan masyarakat di kedua negara, serta memilki banyak potensi bagi hubungan Australia-Indonesia.

"Anak-anak muda Indonesia benar-benar memiliki hasrat untuk menjadi sukses di industri fesyen. Selain itu, industri fesyen Indonesia masuk ke pasar global dengan sangat cepat, desain-desainnya menakjubkan begitu pula para desainernya,"  jelas Paul Ramadge.

Selain Patrick, desainer asal Surabaya Peggy Hartanto, yang lulusan Raffles College of Design and Commerce di Australia turut menerima penghargaan dari AIC. Perempuan berusia 26 tahun ini memang tak mendapat dana beasiswa seperti Patrick, namun ia memiliki kesempatan pula untuk berpartisipasi dalam Melbourne Fashion Festival.

"Patrick dan Peggy akan terbang ke Melbourne bulan Desember untuk berkenalan dengan para pelaku di Melbourne Fashion Festival. Mereka akan kembali lagi bulan Maret 2015 di mana Peggy akan menyaksikan Patrick yang melakukan pagelaran busana di festival itu," tutur Paul.

Sebelum mendapat kesempatan emas ini, Patrick dan Peggy sudah malang melintang di panggung 'catwalk' Indonesia, termasuk Jakarta Fashion Week 2015 yang berlangsung pekan pertama November 2014. Ketua Melbourne Fashion Festival yang juga Ketua Aliansi Fesyen Global-Australia, Laura Anderson, mengatakan, pemberian penghargaan ini adalah bagian dari upaya pengembangan Aliansi Fesyen Australia-Indonesia.

"Tujuannya untuk mendukung bisnis fesyen di Indonesia. Selain dengan Indonesia kami juga punya aliansi serupa dengan China," katanya. "Karena dalam fesyen, anda tak bisa menyebut, ini adalah fesyen Indonesia, ini adalah fesyen Australia atau ini fesyen China, ini adalah soal memahami perbedaan dan dalam industri ini eksplorasi kreativitas lebih diutamakan," ungkap Laura.

Laura yang juga berprofesi sebagai pebisnis ini menerangkan, "Kami memberi peluang kepada  dua desainer itu untuk berkembang. Melbourne Fashion Festival adalah pagelaran yang besar, salah satu yang terbesar di dunia. Banyak desainer dan pelaku fesyen terlibat di dalamnya."

Sementara itu, Svida Alisjahbana, salah seorang Deputi Pimpinan di AIC dan juga Ketua Umum Jakarta Fashion Week 2015, mengutarakan, program yang digawangi AIC ini bisa bersama-sama membawa industri kreatif Indonesia dan Australia ke kancah global. "Ketika masuk ke market, itu yang mahal adalah urusan PR. Satu koleksi itu jika tak ada gaungnya ya tak akan terdengar," ujar Svida tentang pentingnya publikasi bagi karya para desainer Indonesia yang ingin masuk pasar internasional. (Sumber : www.radioaustralia.net.au)