Fashion Sepatu Wanita, informasi tentang fashion sepatu wanita meliputi disain sepatu wanita dan produk sepatu wanita terbaru dari rumah mode berskala global sampai industri lokal yang dilengkapi konten khusus tentang kecantikan dan kesehatan kaki wanita.

Terbukti Lagi, High Heels Bisa Taklukkan Hati Pria

Sepatu hak tinggi wanita berefek kuat terhadap perilaku pria, demikian kesimpulan dari penelitian terakhir di Universit de Bretagne-Sud, Rennes.

Sepatu Wedges Masih Jadi Favorit

Sepatu Model Wedges yang dirancang Salvatore Ferragamo pada tahun 1930-an, hingga kini masih diminati banyak wanita.

High Heels: Cantik Di Masa Muda, Derita Di Masa Tua

Wanita muda harus bijaksana dan selektif dalam memilih sepatu untuk menghindari sakit kaki di usia tua.

High Heels Rangsang Pemakainya Makin Gemuk

Selain high heels berdampak buruk pada struktur tulang belakang dan tumit, ternyata juga membuat tubuh semakin gemuk.

Kenneth Cole Pecahkan Rekor Sepatu Terbesar

Kenneth Cole membutuhkan waktu hampir 400 jam menyelesaikan sepatu raksasa yang memecahkan rekor baru dari sepatu hak tinggi terbesar di dunia.

Apa Trend Model Sepatu High Heels di Tahun 2015 ?

Trend sepatu high heels di tahun 2015 diprediksi akan didominasi Model Chunky dan Platform, kolaborasi keduanya bisa menggeser posisi Stiletto dan Round High Heels

Ratu Elizabeth Tak Pernah Ganti Model Sepatu

Ratu Elizabeth dari Inggris selalu tampil anggun meskipun tak pernah mengganti model sepatunya selama 50 tahun.

Usia Berapa Baru Boleh Memakai High Heels ?

Usia Berapa Baru Boleh Memakai High Heels

Pada usia berapa anak perempuan baru boleh memakai high heels menjadi pertanyaan yang populer di internet, gara-gara banyak anak perempuan ingin meniru Suri Cruise, anak pasangan selebriti Katie Holmes dan Tom Crudise yang sejak usia tiga tahun sudah tampil fashioned layaknya wanita dewasa, lengkap dengan high heels.

Di usia berapa anak perempuan boleh memakai high heels adalah pertanyaan yang tidak pernah dikemukakan, karena sejak Stiletto ditemukan hanya digunakan oleh wanita dewasa yang merasa perlu untuk tampil optimal. Salah satu tujuannya agar bisa mengundang perhatian para pria, dengan demikian mereka akan lebih mudah untuk mendapat  pasangan.

Anak-anak perempuan awalnya tak terpikirkan untuk menggunakan high heels. Karena selain identik sebagai perangkat fashion bagi para wanita dewasa, high heels memiliki resiko tinggi. Bahkan untuk memakai jenis dan model sepatu hak tinggi itu diperlukan latihan untuk meminimalisir resiko terkilir atau terjatuh saat tampil di hadapan publik.

Menurut pakar dari London Foot Hospital, Gregor McCoshim berpendapat, anak-anak sebenarnya tidak boleh menggunakan sepatu yang memiliki hak lebih dari 2 cm karena selain berisiko pergelangan kaki terkilir, juga bisa menimbulkankan ketegangan di bagian belakang kaki yang berpotensi menimbulkan masalah pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sedangkan menurut Pakar kesehatan kaki dari Irlandia, Dr Joseph Kelly, high heels mengubah pola pendistribusian berat badan pada kaki. Ketika melangkah memakai high heels, berat tubuh tertumpu pada telapak kaki bagian depan dan ibu jari. Padahal, seharusnya berat tersebut didistribusikan ke seluruh kaki secara seimbang. Akibatnya jika salah melangkah pergelangan kaki bisa terkilir.

Pendapat serupa disampaikan Dr James Brodsky. Bahkan Ahli Bedah Ortopedi dari Dallas,US itu menyarankan sebaiknya anak-anak tidak menggunakan sepatu dengan hak yang terlalu tinggi dan harus disesuaikan dengan usianya. Diingatkan pula agar anak-anak memakai sepatu terbuat dari bahan-bahan alami yang lembut agar tidak menghambat perkembangan kaki mereka secara normal.

Seperti diungkapkan tips-sepatu-wanita com, kesimpulannya, anak-anak perempuan di usia masih dini dengan tulang dan persendian kaki sedang dalam masa mengalami pertumbuhan belum selayaknya menggunakan high heels.Keinginan memakai high heels cenderung hanya bersifat meniru, bukan menjadi kebutuhan bersifat permanen untuk melengkapi penampilan layaknya wanita dewasa.

Anak-anak juga masih membutuhkan waktu bermain yang lebih lama dengan beragam aktivitas, selain high heels bisa mengakibatkan tekanan yang mempengaruhi pertumbuhan kaki, mereka juga akan merasakan kejang dan sakit. Kurang bebas untuk beraktivitas dan sangat mungkin terkilir.

Disarankan anak baru boleh mulai memakai sepatu high heels ketika mereka berusia antara 14-16 tahun. Pada usia tersebut otot-otot kaki telah mencapai perkembangan secara optimal. Setidaknya sepatu dengan hak rendah dan sedang yang lebih sedikit mengandung resiko dan lebih nyaman untuk dipakai melakukan banyak kegiatan.

Rekor Dunia Kolektor Sepatu Wanita

Rekor Dunia Kolektor Sepatu Wanita

Kolektor sepatu terbanyak sebenarnya bukan Imelda Marcos, first lady Philipina yang semasa kejayaan suaminya bisa dengan leluasa mengoleksi sepatu yang diinginkan. Menurut catatan Guinness World Records, wanita yang memiliki koleksi sepatu sampai berjumlah 15.665 pasang adalah Darlene Flynne.

Jumlah tersebut lebih dari lima kali lipat koleksi Imelda dan dikumpulkan Darlene dalam kurun waktu 12 tahun. Kegemarannya mengoleksi sepatu dimulai saat Darlene bertemu saudaranya yang telah beberapa tahun terpisah. Saat itu Darlene menyaksikan bahwa saudaranya tersebut memiliki koleksi sepatu kaca, jumlahnya juga tidak main-main yakni 500 pasang.

Darlene baru menyadari bahwa sebenarnya sepatu wanita merupakan perangkat yang menarik dan cantik, memiliki beragam model dan style. Mulai sepatu tanpa hak sampai hak tinggi dan istimewanya meskipun memakai high heels akan menimbulkan rasa sakit dan beresiko tinggi, kenyataannya banyak wanita yang memakai high heels.

"Sepatu wanita merupakan perlengkapan fashion yang sangat feminin dan mengagumkan," katanya. Sepulang dari rumah saudaranya, Darlene mulai merasa tertarik untuk membeli sepatu baru. Dari situ minatnya terhadap sepatu semakin meningkat dan tak terkendali. Sampai akhirnya setiap keluar rumah Darlene selalu membeli sepatu yang modelnya berbeda-beda.

Jumlah koleksinya bertambah dengan cepat setiap kali Darlene melakukan perjalanan ke luar negeri, berbagai jenis dan model sepatu tradisional di negara yang disinggahinya dibelinya untuk memenuhi hasratnya terhadap sepatu yang tak terkendali, sehingga Darlene mendapat sebutan sebagai "Penggila Sepatu".

Tak heran di setiap edisi Guinness World Records 2013 nama Darlene selau tercantum dan tak tergeserkan oleh kolektor lain. Pada edisi tahun 2006 jumlah sepatu koleksinya tercatat 7,765 pasang. Di tahun 2013 koleksi Darlene meningkat menjadi 14,684 Kini jumlah koleksinya meningkat lagi sehingga berjumlah 15.665. Bisa dipastikan saat penerbitan Guinness World Records edisi berikutnya, jumlah koleksi sepatu milik Darlene akan tercatat dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Guinness World Records baru-baru ini juga mencatat rekor pembuatan sepatu terbesar yang dilakukan oleh Kenneth Cole.

Cara Bersihkan Sepatu Wanita Suede

Cara Membersihkan Sepatu Wanita Suede

Jenis kulit Suede yang digunakan untuk bahan sepatu wanita ini tidak mengkilap seperti kebanyakan kulit sepatu, melainkan memiliki serabut halus mirip kain beludru, tetapi lebih kuat dan lebih mahal daripada beludru. Kesannya menjadi sangat eksklusif dan elegan.

Kelemahan sepatu wanita berbahan ekslusif ini adalah sangat rentan terhadap kotor. Akibatnya, cukup sulit untuk membersihkan kotoran yang menempel. Mungkin bisa dikerjakan dengan cara menyikat seperti biasa, tetapi jika Anda bukan seorang yang profesional dalam menangani sepatu sebaiknya dibersihkan dengan menggunakan kit pembersih suede.

Perlengkapan tersebut tersedia di toko sepatu yang cukup besar dsn ekslusif, biasanya sudah dilengkapi dengan sikat kasar dan halus, lap dari kain flanel, penghapus, suede protector dan suede cleaner. Khusus untuk suede protector dalam bentuk aerosol semprotkan saat sepatu masih baru dan belum pernah dipakai sama sekali.

Suede protector ini berfungsi melindungi serabut suede agar kotoran tidak menempel langsung ke serabut suede yang halus dan akan membuat lebih mudah untuk dibersihkan. Selanjutnya gunakan protector tersebut setiap kali selesai membersihkan sepatu suede.

Jangan sekali-sekali membersihkan kotoran di atas kulit suede dengan menggunakan sikat basah. Pastikan sebelum proses pembersihan, kedua sepatu dan sikat sama-sama kering. Gosok secara halus dengan tidak bertentangan dengan arah bulu, jika masih sulit, gunakan pengahpus dengan cara menghapusnya pelan-pelan, jangan terlalu ditekan.

Jika terdapat permukaan suede dengan warna yang tidak rata, untuk membuatnya rata kembali beri sedikit air di sekitar bagian tadi dengan cara menempelkan tissue yang sudah dilembabkan (bukan dibasahi !) dengan sedikit air. Lalu sikat pelahan-lahan dengan gerakan satu arah yang disesuaikan dengan arah serabut. Prinsipnya adalah “memindahkan” bagian berwarna ke bagian permukaan yang tidak rata.

Untuk mengeringkannya, taruh di tempat yang terkena angin atau gunakan kipas angin. Jangan sekali-sekali mengeringkan suede dengan cara menjemurnya di bawah  panas matahari  secara langsung. Tindakan ini bisa membuat warna sepatu suede menjadi pudar alias belang. Karena itu, pertimbangkan baik-baik sebelum membeli sepatu suede, baik secara online maupuin offline. Beli secara lengkap dengan perangkat perawatannya dan sekaligus pastikan Anda akan rajin untuk merawatnya.

Bagaimana Memilih Sepatu Fashion ?

Bagaimana Memilih Sepatu Fashion

Penampilan seorang wanita secara keseluruhan tidak hanya ditentukan oleh pakaian yang dikenakannya, tetapi juga sepatu, tas,  ikat pinggang atau semua asesories yang  melekat dibadannya. Setiap penampilan adalah komposisi atas elemen-elemen yang dinilai sesuai dan saling mendukung sehingga menjadi semacam sinergi yang bisa menghadirkan efek yang dikehendaki oleh penggunanya.

Adalah mustahil Anda akan tampil modis hanya mengandalkan sepasang sepatu yang Anda nilai memiliki disain yang indah, atau karena Anda membelinya dengan harga yang sangat mahal dari rumah mode terkenal. Sementara di saat yang sama Anda mengabaikan pakaian Anda dan elemen-elemen lainnya yang pada hakekatnya adalah merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan.

Karena itu pula Anda tidak mudah untuk memutuskan membeli sepatu, pakaian, tas atau ikat pinggang meskipun keluaran dari rumah mode terkenal, atau dijual dengan diskon besar. Karena setiap elemen tersebut dalam pengertian fashion harus bisa saling “berinteraksi” dengan yang lain.

Dalam kenyataannya, di kalangan wanita yang fashioned ini terdapat kecenderungan yang berbeda. Ada kelompok yang cenderung lebih menyukai sepatu, ada yang lebih suka pada ikat pinggang atau tas. Sehingga, biasanya mereka lebih dulu memprioritaskan ketertarikannya kepada salah satu elemen, misalnya sepatu. Baru setelah itu merancang dan mencari elemen-elemen lain yang sesuai.

Harus dimaklumi, kini banyak sepatu yang memiliki fungsi dan nilai keindahan yang setara. Sepatu-sepatu yang menjadi selera Anda, yang nota bene kelompok wanita sadar fashion tentu memiliki nilai tambah lebih banyak dibandingkan sepatu yang disukai konsumen biasa. Dan pasti akan memberikan efek optimal bagi penampilan Anda.

Lebih fokus pada kebutuhan fashion sehari-hari adalah solusi yang timbul secara alamiah, tetapi hal itu juga akan memerlukan proses. Jika Anda tergoda untuk membeli sepatu dengan jenis dan model yang sifatnya kurang relevan dengan aktivitas Anda sehari-hari, maka siapkan beberapa pasang pakaian yang “lebih fleksibel” untuk  model tersebut, terutama terhadap bahan dan warna dari sepatu. Kondisi ini adalah salah satu proses penajaman “sense of beauty” dan harus dilalui oleh para wanita fashioned atau modis.

Memadu pakaian untuk bisa tampil modis adalah suatu kesenangan dan sekaligus menjadikan Anda sebagai wanita yang selalu berpenampilan optimal dalam berbagai kesempatan. Wanita modis justru mampu berpikir dan bertindak rasional, karena keserasian dan keharmonisan tidak identik dengan biaya mahal. Mereka mampu menciptakan mode sendiri selaras dengan lingkungan mereka tanpa pernah kehilangan jati diri.

Style High Heels Terbaru Juni 2015

Style High Heels Terbaru Juni 2015

Model sepatu atau gaun baru bisa cepat memasyarakat jika dipromosikan oleh selebriti terkenal. Pasalnya seorang selebriti memiliki banyak penggemar yang fanatik, mereka cenderung meniru sang idola. Karena itu banyak desainer yang berharap sepatu hasil desain mereka sering dipakai selebriti di muka publik.

Promosi yang sangat efektif ini sudah dilakukan oleh penemu sepatu wedges, Ferragamo, melalui para pelanggannya yang terdiri dari para selebriti Holywood di jamannya, seperti Marilyn Monroe, Audrey Hepburn, Sophia Loren, dan Greta Garbo. Nama Ferragamo "ikut" mendunia bersama popularitas para selebriti tersebut.

Meskipun kondisi tahun 2015 jauh berbeda, karena selain banyak produsen film, jumlah selebiti pun juga bertambah banyak, tak terkecuali jumlah para desainer pun juga demikian. Kini setiap selebriti bisa saja tampil dimuka publik selalu berganti dengan style sepatu terbaru. Akibatnya, dengan banyaknya style sepatu yang ditampilkan di depan publik, maka tidak memungkinkan sepasang sepatu bisa menjadi style yang paling dominan.

Tetapi peluang untuk meraih lebih banyak pasar tetap ada, sedikitnya di kalangan penggemar fanatik selebriti tersebut. Di kalangan desainer sendiri juga saling intip, bagaimana model, style dan aplikasi desain milik kompetitor.Baik dalam event fashion atau saat sang selebriti tampil di muka publik.

Sampai pertengahan Juni 2015, ternyata banyak selebriti yang masih tetap memakai sepatu jenis high heels. Tetapi style high heels mereka beragam. Ada yang konservatif, ada yang menampilkan style baru sama sekali. Mencermati high heels yang dipakai oleh para selebriti sama halnya dengan memantau perkembangan style high heels.

Berikut adalah penampilan beberapa selebriti dengan memakai berbagai style sepatu wanita di berbagai kesempatan dalam kurun waktu dua minggu pertama dalam bulan Juni 2015 yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

Style High Heels Terbaru Juni 2015
Sandra Bullock menghadiri pemutaran perdana film Minion, mengenakan gaun dan high heels sandal dengan ankle strap yang didesain kompak dan minimalis.

Style High Heels Terbaru Juni 2015
Britney Spears sat singgah di salah sartu bakery, mengenakan atasan longgar putih, celana abu-abu dan kemeja putih terbuka, nampak high heels open toe dengan style T-bar.

Style High Heels Terbaru Juni 2015
Anna Faris saat menghadiri premier Jurassic World,  mengenakan gaun hijau dan high heels sandal dengan strap lebar yang yang merupakan style denga kreasi baru.

Style High Heels Terbaru Juni 2015
Kimberley Garner saat keluar dari restoran Bluebird di Chelsea, mengenakan gaun musim panas yang pendek dengan high heels pointed toe buckle strap.

Keharusan Pakai High Heels Diprotes Pramugari


Keinginan meraih lebih banyak penumpang dengan menampilkan pramugari yang lebih menarik membuat CEO maskapai penerbangan Israel, El Al mengambil keputusan yang mengharuskan agar semua pramugari memakai sepatu high heels selama melakukan tugas mereka.

Tentu saja keputusan ini menuai protes keras dari 200 pramugari. Bukannya mereka tak suka high heels, karena selama ini mereka semua memakainya. Tetapi hanya sebatas menyambut penumpang di bawah tangga pesawat, mengantarkan mereka ke tempat duduk dan membantu mengangkat koper ke atas bagasi.

Awalnya, aturan resmi El Al masih mengizinkan pramugari untuk melepaskan sepatu high heels, setidaknya sebelum penumpang memasuki pesawat. Selain itu, pramugari yang bertugas membantu penumpang menyimpan tas dalam kabin, juga diperbolehkan untuk tidak mengenakan sepatu high heels.

Aturan baru tersebut ternyata membuat pramugari kurang nyaman bekerja. Karena mengharuskan mewajibkan semua pramugari yang tetap mengenakan sepatu high heels selama berada dalam pesawat dan bandara.

Sejumlah organisasi aktivis dan penegak hukum di Israel menentang aturan baku maskapai penerbangan ini karena dianggap menyiksa dan tidak berperikemanusiaan untuk karyawan yang bekerja mengandalkan kaki mereka.

Galia Wallach, dari Na’amat, komunitas wanita feminin Israel akhirnya juga ikut peduli dan menulis. pernyataan dalam surat terbuka yang ditujukan untuk CEO El AL. “Dengan rendah hati saya menantang Mr Maimon untuk berjalan dengan sepatu high heels selama satu jam saja. Barulah nanti dia tahu bahwa mengenakan sepatu tersebut bisa merusak stamina dan mengganggu kesehatan,” tegasnya seperti dimuat harian The Jerusalem Post.



Hemat, Satu Sepatu Untuk Lima Ukuran

Hemat, Satu Sepatu Untuk Lima Ukuran

Sepatu ini cocok untuk ibu yang ingin menghemat anggaran belanja sepatu anaknya. Pasalnya, kaki sang anak setiap tahun bertambah besar sesuai dengan perkembangan usianya. Sehingga selain harus tersedia anggaran untuk tahun ajaran baru juga harus ada anggaran untuk membeli sepatu baru.

Kenton Lee, seorang pengusaha sepatu asal Los Angeles yang mencermati masalah tersebut mencoba mencari solusi dengan menelurkan ide sepatu untuk lima tahun. Dengan sepatu ini Lee menjamin tak perlu membeli sepatu baru untuk anak hingga lima tahun ke depan, pasalnya sepatu hasil desain Lee bisa diperbesar sampai lima kali ukuran kaki.

Dengan demikian setiap tahun sang ibu tidak perlu membeli sepatu anak-anak mereka. Untuk memperbesar ukuran, cukup dengan melonggarkan ikatan sepatu yang terbuat dari kombinasi karet dan kulit ini. Seperti diberitakan oleh Business Insider, ide ini bermula dari banyaknya keluarga yang sulit mengganti sepatu anak-anaknya karena kesulitan ekonomi.

Awalnya ide ini ditawarkan Lee kepada perudsahaan sepatu yang memiliki label ternama seperti Nike dan Crocs, tetapi ditolak. Akhirnya Lee bekerjasama dengan perusahaan Proof of Concept untuk memproduksinya secara massal.

Sepasang sepatu ini dijual dengan harga USD 10 atau setara dengan Rp130 ribu. Harga tersebut terhitung sangat murah jika dibandingkan dengan masa pakainya selama lima tahun. Bahkan menurut Lee, sepatunya itu telah digunakan oleh 2.500 anak di 7 negara.

Bagaimana Tetap Sehat Memakai High Heels ?

Tetap Sehat Memakai High Heels

Meskipun pada awalnya high heels hanya dipakai pada saat-saat tertentu, tetapi efek yang menimbulkan rasa percaya diri dan merasa lebih menarik membuat banyak wanita enggan melepaskan high heels. Akibatnya, pengguna high heels biasanya sudah tidak mempedulikan rasa sakit pada bagian kaki dan setiap kali ke luar rumah cenderung memakai high heels.

Dari penelitian yang sudah banyak dilakukan, pemakaian high heels yang dilakukan secara terus menerus dapat mengakibatkan  berbagai penyakit persendian kaki karena pola berjalan pemakainya itu sangat mempengaruhi mekanisme otot-otot kaki.

Penelitian terhadap efek high heels, pada akhirnya selalu menyarankan untuk menggantikannya dengan sepatu model lain yang lebih sehat. Mereka memang para pakar di bidang medis, tetapi tidak memahami tuntutan kebutuhan fashion wanita. Walhasil, seberapa sering dilakukan sosialisasi, maka sejauh itu pula tak menyurutkan para wanita  untuk terus membeli dan memakai high heels.

Bagaimana cara memakai high heels yang tepat untuk bisa tampil fashioned, tetapi penggunanya bisa tetap memelihara kesehatan kaki ?
Berikut adalah beberapa tip yang mungkin dapat Anda manfaatkan

1. Lakukan peregangan setelah usai menggunakan high heels dengan cara mengangkat kaki ke atas, tahan beberpa detik dan ganti dengan kaki yang lain. Gerakan ini dilakukan bergantian. Setelah itu gerakkan persendian kaki dan jari-jari kaki Anda. Tujuannya agar peredaran darah secepatnya menjadi normal kembali. Lebih baik lagi jika Anda juga merendam kaki dalam air hangat untuk melemaskan otot-otot kaki. Agar bisa menjadi kebiasaan setiap kali selesai menggunakan high heels, siapkan ember khusus untuk melakukannya.

2. Pakailah sepatu dengan jenis dan model yang bergantian. Dalam suatu acara dimana Anda dituntut untuk lebih banyak beraktivitas, maka lebih baik memakai low heels. Karena dengan memakai high heels Anda kurang bebas bergerak, sehingga Anda akan nampak lamban mengikuti aktivitas tersebut.

3. Hindari Stiletto High Heels jika tidak benar-benar perlu untuk memakainya. Dikenal dengan sebutan "killer heels", Stiletto atau Round High Heels selain beresiko tinggi juga sangat tidak nyaman, bahkan pemakaian secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang panjang bisa membuat cedera dan kelainan pada struktur jari-jari kaki.

Alternatif lain untuk high heels yang mulai bisa diterima khususnya oleh remaja adalah Chunky Platform. Model ini memiliki desain dengan ukuran yang lebih tinggi dari Stiletto dan Cone High Heels. Karena memiliki konstruksi dengan stabilitas yang lebih tinggi maka Chunky Platform lebih aman dan lebih nyaman digunakan, model ini juga menjamin kesehatan kaki pengguannya tetap terpelihara dengan baik. Dengan memiliki lebih banyak kelebihan itu, Chunky Platform diprediksi sangat potensial untuk menggantikan dominasi Stiletto dan Cone Heels.

Yongki Raih Penghargaan Desain Sepatu Internasional


Perancang sepatu terkenal Indonesia, Yongki Komaladi berhasil meraih dua penghargaan dalam Kompetisi Desain Sepatu Internasional (International Footwear Design Competition/IFDC) ketujuh di Guangzhou, Cina, pada 1-3 Juni 2015.

Pria kelahiran 8 Agustus tersebut meraih penghargaan untuk kategori sepatu anak dan sepatu santai wanita. Dalam kompetisi tersebut Yongki menampilkan sekitar 20 model sepatu hasil seleksi dari karya-karyanya di Jakarta dan Surabaya.

Menurut Yongki, penghargaan itu membuktikan rancangan putra Indonesia tidak kalah oleh rancangan negara lain. "Era pasar bebas tidak mungkin kita hindari. Dan untuk menghadapinya, perlu inovasi yang terus menerus dalam setiap apa pun yang kita rancang, apakah itu sepatu, tas, dan pakaian," katanya optimis, usai menerima penghargaan tersebut.

Pria yang mengawali kariernya dari merancang sepatu pria tersebut optimistis produk Indonesia mampu bersaing dengan produk negara lain, asal didukung komitmen kuat dari semua pihak, termasuk pemerintah, serta optimisme dari pengusaha bersangkutan untuk terus berinovasi dan berkreasi.

Menurut Yongki, Indonesia memiliki beragam budaya yang dapat menjadi sumber inspirasi dan inovasi untuk dikembangkan dalam berbagai rancangan, termasuk sepatu. "Itu modal sangat besar, dan jelas, desain kita itu original. Tidak seperti beberapa negara yang hanya mengembangkan produk dengan motif meniru karya lain," ujarnya.

Yongki juga aktif melakukan pembinaan terhadap UKM yang memproduksi sepatu, kini jumlah binaannya mencapai 80-an dan tersebar di sejumlah daerah, diantaranya di Bandung, Bogor, Garut, Tasikmalaya, Yogyakarta, Surabaya, dan Sidoarjo. Yongki terus memotivasi para pelaku UKM untuk meningkatkan kualitas produk agar bisa bersaing mengikuti perubahan zaman dan gaya hidup modern masa kini.

Berkorban Demi Sepatu Sudah Dilakukan Sejak Dulu


Dari jaman ke jaman ternyata banyak wanita yang rela mengorbankan kenyamanan bahkan rela menderita rasa sakit agar bisa tampil lebih cantik dan elegan. Hal tersebut bisa langsung disimpulkan usai menyaksikan pameran sepatu yang diselenggarakan di Victoria & Albert Museum, Inggris.

Jika sepasang sepatu bisa memberikan kesan kaki jenjang dan membuat wanita nampak lebih langsing, maka rasa sakit yang mendera kaki sama sekali tidak diperdulikan. Ternyata pula, sepatu-sepatu wanita seperti itu sudah ada sejak berabad-abad yang lampau, tidak hanya high heels seperti Stiletto di abad 21.

Pameran yang dibuka 13 Juni 2015 hingga Januari 2016 itu menampilkan 250 pasang sepatu dari berbagai jaman sejak sebelum masehi. Sepatu-sepatu wanita yang dipamerkan dibagi dalam tiga tema: Transformasi, sepatu-sepatu dengan model yang mencerminkan peralihan dari jaman sebelumnya ke jaman berikutnya. Aspek mitos sepatu dalam cerita rakyat dan Status sepatu yang mencerminkan sepatu sebagai konsep alas kaki untuk representasi cita rasa fashion.

Dari beragam model sepatu di berbagai njaman ditampilkan dalam pameran tersebut.Diantaranya sepatu dengan aksesori daun emas yang ditemukan di Mesir lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sepatu Kobo dari Jepang yang di masa lalu menjadi simbol status sosial dan sama persis dengan Chopine di Italia, sepatu-sepatu tersebut dipakai oleh para pelacur kelas tinggi. .

Dalam tema Sepatu mitos, ditampilkan sepatu kaca ala Cinderella yang berasal dari cerita fiksi anak-anak karya Hans Christian Andersen yang dikenal di seluruh dunia. Dalam tema yang sama juga dipamerkan sepatu bersol merah yang sekarang populer karena menjadi ciri khas sepatu rancangan Christian Louboutin.

Untuk area sepatu di abad modern nampak sepasang sepatu rancangan Vivienne Westwood yang pernah membuat supermodel Naomi Campbell terpeleset di atas cat walk. Selain itu juga nampakm karya-karya Ferragamo yang pernah dipakai oleh para selebriti seperti Marilyn Monroe, Lady Gaga serta sandal balet dikenakan oleh Moira Shearer di tahun 1948 film "The Red Shoes".

Koleksi sepatu-sepatu yang dipamerkan tersebut memberikan kesimpulan bahwa obsesi wanita terhadap sepatu selain karena segi estetika dan harga yang mencerminkan status sosialnya, terutama tuntutan kebutuhannya untuk tampak cantik.(sumber: uk.reuters.com)





"Drama" Brand Baru Dari Dena Rahman


Dena Rachman, artis transgender baru saja meluncurkan brand sepatunya 'Drama'. Meski baru memulai bisnis ini, Dena tampaknya sangat optimis dan ingin membawa 'Drama' go international. "Kita punya visi go international karena nggak mau dijual di lokal saja. Semoga saja tiga tahun ke depan bisa mendunia," ujar Dena saat ditemui wartawan di kawasan Senopati, awal Juni lalu.

Kecintaan Dena kepada fashion memang sudah sejak lama. Ia pun bercita-cita ingin menjadi pengusaha sukses. Bahkan, ia sampai mengambil kuliah S2 fashion di Italia yang memang dikenal dengan kiblatnya fashion dunia.

"Aku pernah kerja sama Giuseppe Zanotti dari situlah aku tertarik. Aku nggak hanya kerja aja tapi berusaha mencari ilmunya. Kebanyakan yang kerja sama dia buka usaha clothing, tapi aku lebih suka sepatu karena peluangnya lebih banyak, nah dari pengalaman aku coba godok dan dalami," cerita Dena.

'Drama', brand miliknya baru diluncurkan 10 Juni 2015 baru dipasarkan lewat online serta Instagram. Salah satu ciri khas sepatu Drama adalah heels-nya yang berbentuk piramid gold. Ia ingin masyarakat mengenal dulu brandnya. Nanti setelah image-nya kuat, baru akan membuka toko.

Todd Lynn Sudah Merilis Boots Unisex Untuk 2016


Kendati Musim Semi 2016 masih jauh tapi desainer Todd Lynn sudah buru-buru menjalin kerjasama dengan Rumah Mode Christian Louboutin untuk mewujudkan rancangan barunya dengan tidak meninggalkan ciri-ciri yang membuatnya sukses, yakni nuansa unisex. Sekaligus rancangan ini akan meraih pangsa pasar yang lebih luas, tak hanya kalangan wanita tetapi juga pria.

Meskipun berasal dari Kanada, sukses Lynn diraih di salah satu kota pusat mode dunia, tepatnya di London tahun 2006 saat merilis Androgyny, model sepatu boots yang kemudian populer karena disukai para pria dan wanita. "Androgyny membuat laki-laki dan perempuan menjadi sama, tanpa diskriminasi," ujarnya.

Terobsesi oleh rancangannya itu, Lynn merilis generasi penerus Androgyny yang sarat dengan karakter pendahulunya. Targetnya juga pria dan wanita karena rancangannya itu tetap mempertahankan nuansa unisex. Kali ini rancangannya didomisai oleh warna-warna netral, putih, beige dan metalic dengan garis-garis yang menekankan warna hitam. Selebihnya Lynn memilih pola kulit phyton.

Jenis boots yang baru dirilisnya itu ditampilkan oleh para model yang berambut pirang model poni dan semuanya memakai rok mini sehingga sepatu boost setinggi betis itu tampil secara dominan. Sepatu model boots, seperti diakui Lynn, memiliki ruang yang lebih luas untuk diaplikasi dengan berbagai heels dan tambahan beragam aksesories.

Diakuinya pula, Lynn merasa tak pernah kehabisan ide untuk mendesain sepatu boots dengan cara menambah, mengurangi dan mengaplikasikannya dengan beragam model. Hal itu masih diperkaya dengan pemilihan beragam bahan dan warna yang masing-masing bisa dikombinasikan menjadi lebih banyak penampilan. (sumber: footwearnews.com)

Trend Model Sepatu High Heels di Tahun 2015


Sepatu high heels atau hak tinggi selama ini didominasi oleh Stiletto dan model dengan heel berukuran kecil, sehingga sebutan high heels menjadi identik dengan rasa sakit dan kesulitan untuk menjaga keseimbangan di saat menggunakannya. Meskipun demikian, banyak wanita yang ingin memakai high heels dengan ukuran tinggi, karena selain bisa menambah tinggi badan, juga membuat ritme langkah kaki terkesan erotis.

Banyak konsumen wanita yang menyadari bahwa untuk tampil cantik memang membutuhkan pengorbanan. Mereka bisa menerima konsekuensi berupa rasa sakit di kaki ditambah resiko terkilir, bahkan terjatuh di muka umum. Sejak tahun 1950-an. sepatu berukuran tinggi dengan hak kecil yang kemudian dikenal dengan sebutan Stiletto ini dianggap sebagai bagian dari perangkat kecantikan.

Trend sepatu high heels di tahun 2015 diprediksi akan didominasi oleh Model Chunky dan Platform, kolaborasi antara keduanya bisa yang menggeser posisi Stiletto dan Round High Heels yang selama puluhan tahun telah mendominasi sepatu fashion.

Seperti diprediksi dalam fashion show yang digelar akhir tahun 2014 lalu, ternyata model Chunky dan platform mendapat tempat di hati konsumen. Kedua model tersebut bukan berdiri sendiri-sendiri, melainkan teraplikasi menjadi satu kesatuan. Sehingga tampil benar-benar sebagai sepatu high heels dengan ukuran lebih tinggi dari Stiletto.

Dibandingkan dengan Stiletto, Chunky memiliki tingkat stabilitas yang lebih tinggi karena ukuran heelsnya yang besar, sementara top heelsnya yang cukup luas menjadi penopang yang sangat kokoh bagi berat badan penggunanya. Sedangkan platform di bagian depan menambah ukuran tinggi pengguna tanpa berpengaruh banyak terhadap stabilitasnya

Bagi wanita yang sempat mengalami popularitas model Chunky di tahun 1970-an, kehadiran Chunky lebih dianggap sebagai nostalgia. Sehingga tak merasa canggung untuk ikut memakai Chunky model tahun 2015 yang lebih aplikatif dibandingkan dengan Chunky yang pernah dipakainya di saat masih remaja dulu.

Pada akhir tahun 2014 sudah mulai banyak wanita dewasa yang menggunakan high heels, mereka yang masih terbilang konservatif cenderung menganggap Chunky Platform sebagai produk bersifat kontemporer dibandingkan dengan Stiletto yang memiliki nilai klasik. Sementara para wanita yang suka penampilan modis, masih harus memilah-milah busana yang sesuai sebelum memakai model ini.

Mencermati peluang Chunky Platform yang diperkirakan akan menjadi trend high heels di pasar fashion 2015, maka para desainer menguras habis-habisan kreativitas mereka untuk mendisain model ini dengan berbagai style. Hasilnya, di pasar sepatu wanita kini makin banyak dijumpai Chunky Platform dengan beragam penampilan.  Chunky Heels yang sempat populer di tahun 1970 dan tenggelam sepuluh tahun kemudian, kini tampil kembali dengan sentuhan yang lebih modis.

Jika pola pikir masyarakat fashion di abad 21 setara dengan kemajuan jamannya, maka ada banyak alasan rasional untuk menggantikan Stiletto High Heels dengan Chunky Platform. Selain bisa dipakai tanpa perlu latihan, Chunky Platform juga menjadi salah satu jenis dan model sepatu yang memiliki keunggulan dalam aspek keamanan dan aspek kenyamanan untuk penggunanya

(Sumber: Tips-Sepatu-Wanita.com)

Cone High Heels Model Sepatu Yang Mengadopsi Es Krim


Model sepatu wanita Cone yang jarang disebut ini sebenarnya mendominasi banyak variasi heel atau tumit pada sepatu high heels. Hanya saja, ketika melihat sepatu wanita bertumit tinggi, selalu diistilahkan dengan high heels. Atau jika tumit tersebut berukuran tipis dan kecil mirip Stiletto, kebanyakan orang lalu cenderung menyebutnya sebagai Stiletto.

Cone sendiri merupakan kosa kata yang berarti kerucut. Sebutan Cone ditujukan untuk wafer berbentuk kerucut yang digunakan sebagai wadah es krim yang sekaligus bisa dimakan oleh konsumen. Sehingga tidak hanya para pembeli, para penjual juga bisa menyajikan es krim dengan cara lebih praktis dan cepat.

Meskipun di beberapa literatur tercatat wafer kerucut untuk wadah es krim tersebut sudah ditemukan di Perancis pada awal 1825, dan di Inggris pada tahun 1888 seperti dijelaskan dalam buku masakan Mrs AB Marshall Cookery Book, tetapi di Amerika Serikat wadah es krim itu baru ditemukan pada  tahun 1912 oleh Frederick Bruckman dari Portland, Oregon. Di masa itu pembuatannya masih dilakukan secara manual dengan tangan, kemudian Bruckman mengembangkan mesin pembuatannya dan mengajukan paten

Popularitas Cone sebagai sebutan yang identik untuk es krim mencapai puncaknya setelah The Joy Ice Cream Cone, sebuah perusahaan di Hermitage, Pennsylvania yang didirikan pada tahun 1917 mulai memproduksi wafer kerucut wadah es krim tersebut secara massal untuk disalurkan ke berbagai wilayah di AS. The Joy Ice Cream Cone memproduksi 1,5 miliar kerucut es krim per tahun sehingga pada tahun 2009 dinyatakan sebagai perusahaan terbesar pembuat kerucut es krim di dunia.

Cone yang semula berarti kerucut, kemudian diadopsi oleh The Joy Ice Cream Cone dan dipopulerkan di berbagai media cetak dan media online sebagai es krim yang menjadi konsumsi dalam kehidupan sehari-hari ini kemudian diadopsi oleh kalangan dunia fashion untuk istilah tumit sepatu wanita yang memiliki disain mirip bahkan persis seperti bentuk Cone. Akhirnya, Cone juga menjadi istilah untuk


Alasan Wanita Suka Belanja Sepatu


Sepatu wanita adalah salah satu benda fashion yang paling sering dibeli oleh kaum wanita. Sebenarnya apa yang menyebabkan para wanita "kecanduan" dengan sepatu ? Seringkali bahkan tidak peduli dengan harga sepatu yang mahal atau sepatu murah ? Berikut beberapa penjelasannya.

Salah satu alasan wanita kecanduan untukbelanja sepatu, khususnya sepatu hak tinggi adalah adanya asosiasi sepatu hak tinggi dengan kekuatan. Seorang wanita yang mengenakan sepatu jenis ini secara tidak langsung akan merasa dirinya lebih memiliki kekuatan, misalnya dalam pekerjaan.

"Ada asosiasi antara tinggi dengan kekuatan. Sepatu hak tinggi secara harfiah dapat menaikkan status Anda karena Anda akan lebih tinggi ketika mengenakannya," ujar Helen Fisher MD, profesor antropologi di Rutgers University.

Di samping itu, hobi berbelanja sepatu hak tinggi juga tidak lepas dari pandangan bahwa sepatu hak tinggi erat kaitannya dengan seks. Fisher menjelaskan, ketika wanita mengenakannya, bokongnya akan refleks naik, dan punggungnya akan melengkung.

Adapun Daniel Amen MD, penulis buku The Brain in Love memaparkan, pikiran kita dibentuk oleh cara berpikir bahwa kaki diasosiasikan dengan seks. Area dalam otak yang berkomunikasi dengan alat kelamin berada di sebelah area yang berkomunikasi dengan kaki.

Berbelanja sepatu pun akan membuat Anda merasa bahagia. Sebab, tubuh melepaskan hormon dopamin yang memberikan rasa bahagia, sama halnya dengan rasa yang ditimbulkan oleh obat-obatan adiktif. "Dopamin meningkatkan keinginan Anda untuk menggesek kartu kredit,"ujar Martin Linddstrom, penulis buku Buyology: Truth and Lies About Why We Buy.