Dari jaman ke jaman ternyata banyak wanita yang rela mengorbankan kenyamanan bahkan rela menderita rasa sakit agar bisa tampil lebih cantik dan elegan. Hal tersebut bisa langsung disimpulkan usai menyaksikan pameran sepatu yang diselenggarakan di Victoria & Albert Museum, Inggris.
Jika sepasang sepatu bisa memberikan kesan kaki jenjang dan membuat wanita nampak lebih langsing, maka rasa sakit yang mendera kaki sama sekali tidak diperdulikan. Ternyata pula, sepatu-sepatu wanita seperti itu sudah ada sejak berabad-abad yang lampau, tidak hanya high heels seperti Stiletto di abad 21.
Pameran yang dibuka 13 Juni 2015 hingga Januari 2016 itu menampilkan 250 pasang sepatu dari berbagai jaman sejak sebelum masehi. Sepatu-sepatu wanita yang dipamerkan dibagi dalam tiga tema: Transformasi, sepatu-sepatu dengan model yang mencerminkan peralihan dari jaman sebelumnya ke jaman berikutnya. Aspek mitos sepatu dalam cerita rakyat dan Status sepatu yang mencerminkan sepatu sebagai konsep alas kaki untuk representasi cita rasa fashion.
Dari beragam model sepatu di berbagai njaman ditampilkan dalam pameran tersebut.Diantaranya sepatu dengan aksesori daun emas yang ditemukan di Mesir lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sepatu Kobo dari Jepang yang di masa lalu menjadi simbol status sosial dan sama persis dengan Chopine di Italia, sepatu-sepatu tersebut dipakai oleh para pelacur kelas tinggi. .
Dalam tema Sepatu mitos, ditampilkan sepatu kaca ala Cinderella yang berasal dari cerita fiksi anak-anak karya Hans Christian Andersen yang dikenal di seluruh dunia. Dalam tema yang sama juga dipamerkan sepatu bersol merah yang sekarang populer karena menjadi ciri khas sepatu rancangan Christian Louboutin.
Untuk area sepatu di abad modern nampak sepasang sepatu rancangan Vivienne Westwood yang pernah membuat supermodel Naomi Campbell terpeleset di atas cat walk. Selain itu juga nampakm karya-karya Ferragamo yang pernah dipakai oleh para selebriti seperti Marilyn Monroe, Lady Gaga serta sandal balet dikenakan oleh Moira Shearer di tahun 1948 film "The Red Shoes".
Koleksi sepatu-sepatu yang dipamerkan tersebut memberikan kesimpulan bahwa obsesi wanita terhadap sepatu selain karena segi estetika dan harga yang mencerminkan status sosialnya, terutama tuntutan kebutuhannya untuk tampak cantik.(sumber: uk.reuters.com)
0 komentar:
Post a Comment