Terbukti Lagi, High Heels Bisa Taklukkan Hati Pria
Sepatu hak tinggi wanita berefek kuat terhadap perilaku pria, demikian kesimpulan dari penelitian terakhir di Universit de Bretagne-Sud, Rennes.
Sepatu Wedges Masih Jadi Favorit
Sepatu Model Wedges yang dirancang Salvatore Ferragamo pada tahun 1930-an, hingga kini masih diminati banyak wanita.
High Heels: Cantik Di Masa Muda, Derita Di Masa Tua
Wanita muda harus bijaksana dan selektif dalam memilih sepatu untuk menghindari sakit kaki di usia tua.
High Heels Rangsang Pemakainya Makin Gemuk
Selain high heels berdampak buruk pada struktur tulang belakang dan tumit, ternyata juga membuat tubuh semakin gemuk.
Kenneth Cole Pecahkan Rekor Sepatu Terbesar
Kenneth Cole membutuhkan waktu hampir 400 jam menyelesaikan sepatu raksasa yang memecahkan rekor baru dari sepatu hak tinggi terbesar di dunia.
Apa Trend Model Sepatu High Heels di Tahun 2015 ?
Trend sepatu high heels di tahun 2015 diprediksi akan didominasi Model Chunky dan Platform, kolaborasi keduanya bisa menggeser posisi Stiletto dan Round High Heels
Ratu Elizabeth Tak Pernah Ganti Model Sepatu
Ratu Elizabeth dari Inggris selalu tampil anggun meskipun tak pernah mengganti model sepatunya selama 50 tahun.
Usia Berapa Baru Boleh Memakai High Heels ?
Rekor Dunia Kolektor Sepatu Wanita
Cara Bersihkan Sepatu Wanita Suede
Bagaimana Memilih Sepatu Fashion ?
Style High Heels Terbaru Juni 2015
Keharusan Pakai High Heels Diprotes Pramugari
Hemat, Satu Sepatu Untuk Lima Ukuran
Bagaimana Tetap Sehat Memakai High Heels ?
Yongki Raih Penghargaan Desain Sepatu Internasional
Perancang sepatu terkenal Indonesia, Yongki Komaladi berhasil meraih dua penghargaan dalam Kompetisi Desain Sepatu Internasional (International Footwear Design Competition/IFDC) ketujuh di Guangzhou, Cina, pada 1-3 Juni 2015.
Pria kelahiran 8 Agustus tersebut meraih penghargaan untuk kategori sepatu anak dan sepatu santai wanita. Dalam kompetisi tersebut Yongki menampilkan sekitar 20 model sepatu hasil seleksi dari karya-karyanya di Jakarta dan Surabaya.
Menurut Yongki, penghargaan itu membuktikan rancangan putra Indonesia tidak kalah oleh rancangan negara lain. "Era pasar bebas tidak mungkin kita hindari. Dan untuk menghadapinya, perlu inovasi yang terus menerus dalam setiap apa pun yang kita rancang, apakah itu sepatu, tas, dan pakaian," katanya optimis, usai menerima penghargaan tersebut.
Pria yang mengawali kariernya dari merancang sepatu pria tersebut optimistis produk Indonesia mampu bersaing dengan produk negara lain, asal didukung komitmen kuat dari semua pihak, termasuk pemerintah, serta optimisme dari pengusaha bersangkutan untuk terus berinovasi dan berkreasi.
Menurut Yongki, Indonesia memiliki beragam budaya yang dapat menjadi sumber inspirasi dan inovasi untuk dikembangkan dalam berbagai rancangan, termasuk sepatu. "Itu modal sangat besar, dan jelas, desain kita itu original. Tidak seperti beberapa negara yang hanya mengembangkan produk dengan motif meniru karya lain," ujarnya.
Yongki juga aktif melakukan pembinaan terhadap UKM yang memproduksi sepatu, kini jumlah binaannya mencapai 80-an dan tersebar di sejumlah daerah, diantaranya di Bandung, Bogor, Garut, Tasikmalaya, Yogyakarta, Surabaya, dan Sidoarjo. Yongki terus memotivasi para pelaku UKM untuk meningkatkan kualitas produk agar bisa bersaing mengikuti perubahan zaman dan gaya hidup modern masa kini.
Berkorban Demi Sepatu Sudah Dilakukan Sejak Dulu
"Drama" Brand Baru Dari Dena Rahman
Dena Rachman, artis transgender baru saja meluncurkan brand sepatunya 'Drama'. Meski baru memulai bisnis ini, Dena tampaknya sangat optimis dan ingin membawa 'Drama' go international. "Kita punya visi go international karena nggak mau dijual di lokal saja. Semoga saja tiga tahun ke depan bisa mendunia," ujar Dena saat ditemui wartawan di kawasan Senopati, awal Juni lalu.
Kecintaan Dena kepada fashion memang sudah sejak lama. Ia pun bercita-cita ingin menjadi pengusaha sukses. Bahkan, ia sampai mengambil kuliah S2 fashion di Italia yang memang dikenal dengan kiblatnya fashion dunia.
"Aku pernah kerja sama Giuseppe Zanotti dari situlah aku tertarik. Aku nggak hanya kerja aja tapi berusaha mencari ilmunya. Kebanyakan yang kerja sama dia buka usaha clothing, tapi aku lebih suka sepatu karena peluangnya lebih banyak, nah dari pengalaman aku coba godok dan dalami," cerita Dena.
'Drama', brand miliknya baru diluncurkan 10 Juni 2015 baru dipasarkan lewat online serta Instagram. Salah satu ciri khas sepatu Drama adalah heels-nya yang berbentuk piramid gold. Ia ingin masyarakat mengenal dulu brandnya. Nanti setelah image-nya kuat, baru akan membuka toko.
Todd Lynn Sudah Merilis Boots Unisex Untuk 2016
Kendati Musim Semi 2016 masih jauh tapi desainer Todd Lynn sudah buru-buru menjalin kerjasama dengan Rumah Mode Christian Louboutin untuk mewujudkan rancangan barunya dengan tidak meninggalkan ciri-ciri yang membuatnya sukses, yakni nuansa unisex. Sekaligus rancangan ini akan meraih pangsa pasar yang lebih luas, tak hanya kalangan wanita tetapi juga pria.
Meskipun berasal dari Kanada, sukses Lynn diraih di salah satu kota pusat mode dunia, tepatnya di London tahun 2006 saat merilis Androgyny, model sepatu boots yang kemudian populer karena disukai para pria dan wanita. "Androgyny membuat laki-laki dan perempuan menjadi sama, tanpa diskriminasi," ujarnya.
Terobsesi oleh rancangannya itu, Lynn merilis generasi penerus Androgyny yang sarat dengan karakter pendahulunya. Targetnya juga pria dan wanita karena rancangannya itu tetap mempertahankan nuansa unisex. Kali ini rancangannya didomisai oleh warna-warna netral, putih, beige dan metalic dengan garis-garis yang menekankan warna hitam. Selebihnya Lynn memilih pola kulit phyton.
Jenis boots yang baru dirilisnya itu ditampilkan oleh para model yang berambut pirang model poni dan semuanya memakai rok mini sehingga sepatu boost setinggi betis itu tampil secara dominan. Sepatu model boots, seperti diakui Lynn, memiliki ruang yang lebih luas untuk diaplikasi dengan berbagai heels dan tambahan beragam aksesories.
Diakuinya pula, Lynn merasa tak pernah kehabisan ide untuk mendesain sepatu boots dengan cara menambah, mengurangi dan mengaplikasikannya dengan beragam model. Hal itu masih diperkaya dengan pemilihan beragam bahan dan warna yang masing-masing bisa dikombinasikan menjadi lebih banyak penampilan. (sumber: footwearnews.com)
Trend Model Sepatu High Heels di Tahun 2015
Sepatu high heels atau hak tinggi selama ini didominasi oleh Stiletto dan model dengan heel berukuran kecil, sehingga sebutan high heels menjadi identik dengan rasa sakit dan kesulitan untuk menjaga keseimbangan di saat menggunakannya. Meskipun demikian, banyak wanita yang ingin memakai high heels dengan ukuran tinggi, karena selain bisa menambah tinggi badan, juga membuat ritme langkah kaki terkesan erotis.
Banyak konsumen wanita yang menyadari bahwa untuk tampil cantik memang membutuhkan pengorbanan. Mereka bisa menerima konsekuensi berupa rasa sakit di kaki ditambah resiko terkilir, bahkan terjatuh di muka umum. Sejak tahun 1950-an. sepatu berukuran tinggi dengan hak kecil yang kemudian dikenal dengan sebutan Stiletto ini dianggap sebagai bagian dari perangkat kecantikan.
Trend sepatu high heels di tahun 2015 diprediksi akan didominasi oleh Model Chunky dan Platform, kolaborasi antara keduanya bisa yang menggeser posisi Stiletto dan Round High Heels yang selama puluhan tahun telah mendominasi sepatu fashion.
Seperti diprediksi dalam fashion show yang digelar akhir tahun 2014 lalu, ternyata model Chunky dan platform mendapat tempat di hati konsumen. Kedua model tersebut bukan berdiri sendiri-sendiri, melainkan teraplikasi menjadi satu kesatuan. Sehingga tampil benar-benar sebagai sepatu high heels dengan ukuran lebih tinggi dari Stiletto.
Dibandingkan dengan Stiletto, Chunky memiliki tingkat stabilitas yang lebih tinggi karena ukuran heelsnya yang besar, sementara top heelsnya yang cukup luas menjadi penopang yang sangat kokoh bagi berat badan penggunanya. Sedangkan platform di bagian depan menambah ukuran tinggi pengguna tanpa berpengaruh banyak terhadap stabilitasnya
Bagi wanita yang sempat mengalami popularitas model Chunky di tahun 1970-an, kehadiran Chunky lebih dianggap sebagai nostalgia. Sehingga tak merasa canggung untuk ikut memakai Chunky model tahun 2015 yang lebih aplikatif dibandingkan dengan Chunky yang pernah dipakainya di saat masih remaja dulu.
Pada akhir tahun 2014 sudah mulai banyak wanita dewasa yang menggunakan high heels, mereka yang masih terbilang konservatif cenderung menganggap Chunky Platform sebagai produk bersifat kontemporer dibandingkan dengan Stiletto yang memiliki nilai klasik. Sementara para wanita yang suka penampilan modis, masih harus memilah-milah busana yang sesuai sebelum memakai model ini.
Mencermati peluang Chunky Platform yang diperkirakan akan menjadi trend high heels di pasar fashion 2015, maka para desainer menguras habis-habisan kreativitas mereka untuk mendisain model ini dengan berbagai style. Hasilnya, di pasar sepatu wanita kini makin banyak dijumpai Chunky Platform dengan beragam penampilan. Chunky Heels yang sempat populer di tahun 1970 dan tenggelam sepuluh tahun kemudian, kini tampil kembali dengan sentuhan yang lebih modis.
Jika pola pikir masyarakat fashion di abad 21 setara dengan kemajuan jamannya, maka ada banyak alasan rasional untuk menggantikan Stiletto High Heels dengan Chunky Platform. Selain bisa dipakai tanpa perlu latihan, Chunky Platform juga menjadi salah satu jenis dan model sepatu yang memiliki keunggulan dalam aspek keamanan dan aspek kenyamanan untuk penggunanya
(Sumber: Tips-Sepatu-Wanita.com)